PENGEMBANGAN
MEDIA TINGWOTER PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA MATERI PERKALIAN KELAS III SD
A.
LATAR
BELAKANG
Undang-undang
Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional,
jabatan guru sebagai pendidik merupakan jabatan professional. Untuk itu
profesionalisme guru dituntut agar terus berkembang sesuai dengan perkembangan
zaman, ilmu pengetahuan dan teknologi, serta kebutuhan masyarakat termasuk
kebutuhan terhadap sumber daya manusia yang berkualitas. Terwujudnya pendidikan
yang bermutu membutuhkan upaya terus-menerus untuk selalu meningkatkan kualitas
pendidikan. Upaya peningkatan kualitas pendidikan memerlukan upaya peningkatan
kualitas pembelajaran karena muara dari berbagai program pendidikan adalah
terlaksananya program pembelajaran yang berkualitas. Oleh karena itu, usaha
meningkatkan kualitas pendidikan tidak akan tercapai tanpa adanya peningkatan
kualitas pembelajaran sarta pemanfaatan media sebagai sarana pendukung proses
pembelajaran.
Permendikbud
Republik Indonesia Nomor 65 Tahun 2016 tentang Standar Proses Pendidikan Dasar
dan Menengah menyebutkan bahwa salah satu hal yang harus dipenuhi guru dalam
perencanaan pembelajaran adalah media pembelajaran, berupa alat bantu proses
pembelajaran untuk menyampaikan materi pelajaran. Fungsi dari media tersebut
untuk mempermudah penyampaian materi serta menarik siswa dalam mengikuti
pembelajaran.
Pembelajaran matematika
merupakan salah satu pembelajaran yang diajarakan di sekolah dasar. Tujuan
pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar (SD) sebagaimana tercantum dalam
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan 2007 (Depdiknas, 2007:64) adalah „‟ agar
dapat menggunakan Matematika dan pola
pikir Matematika dalam kehidupan sehari-hari dan dalam mempelajari ilmu pengetahuan
secara logis, rational, kritis, cermat, jujur dan efektif‟‟. Sehingga apa yang
telah diperoleh dari hasil belajar Matematika diharapkan mampu membantu siswa
dalam mengatasi berbagai permasalahan kehidupan yang dialaminya.
Matematika
merupakan pembelajaran yang dianggap sulit bagi siswa. Hal itu disebabkan
karena pandangan awal terhadap mata pelajaran ini yang sudah pesimis sehingga
anak kesulitan dalam memahaminya. Selain itu
matematika bersifat abstrak sehingga hal tersebut memaksa anak untuk aktif
dalam menerka apa yang ada pada persoalan dalam pelajaran ini sehingga dalam
pembelajarannya membutuhkan strategi dan media yang tepat. Media yang
dibutuhkan siswa meruapakan media yang dapat membantu siswa dalam merangsang
pikiran, perasaan kemampuan serta ketrampilannya sehingga dapat mendorong
terjadinya proses belajar. Media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat
digunakaan unyuk menyalurkan pesaan dan merangsang terjadinya proses belajar
pada si pembelajar (Aqib, 2013: 8). Media
pembelajaran secara umum adalah alat bantu yang dapat digunakan untuk
menyampaikan pesan dalam kegiatan pembelajaran dan berfungsi untuk menarik
minat siswa dalam mengikuti proses pembelajaran. Untuk itu media pembelajaran
sangat penting bagi pendidik.
Pada kenyataannya,
banyak guru sekolah dasar yang menyampaikan materi pembelajaran masih
menggunakan gaya yang konvensional. Mereka cenderung menyampaikan materi dengan
metode ceramah tanpa menggunakan media yang menunjang proses belajar mengajar.
Di Indonesia sendiri, pemanfaatan media dalam pembelajaran kurang sehingga
siswa merasa bosan dan diam pada saat pembelajaran, diam disini bukan berarti
paham terhadap materi melainkan mereka tidak dapat memahami materi yang telah
disampaikan oleh guru. Untuk itu perlu adanya media agar siswa lebih memahami
materi yang diberikan. Selain itu, siswa sekolah dasar masih dalam tahap
anak-anak sehingga harus diberikan contoh yang kongkrit atau nyata.
Selama ini,
pembelajaran matematika yang dilakukan di kelas III masih berpusat ke guru bukan berpusat ke
siswa. Guru lebih mendominasi pembelajaran sedangkan siswa hanya mendengarkan
penjelasan dari guru dan mencatat materi yang diajarkan. Setelah itu guru
memberikan soal latihan dan siswa diminta mengerjakan soal latihan tersebut.
Dalam pembelajaran yang dilakukan, guru tidak memberikan kesempatan kepada
siswa untuk aktif dalam pembelajaran sehingga siswa pasif dan mengakibatkan
rendahnya hasil belajar perkalian.
Perkalian
termasuk bagian yang penting dan merupakan salah satu materi yang sulit
dipahami bagi sebagian besar siswa kelas III
sekolah dasar. Selama ini guru hanya mengandalkan buku sebagai bahan
mengajar, padahal disekitar siswa banyak benda yang dapat digunakan sebagai
media untuk mengajarkan perkalian pada siswa.
Pembelajaran
yang mendominasi guru sebagai pusat pembelajaran harus diubah, karena siswa
bukan merupakan kain putih yang hanya dicoret-coret. Siswa harus aktif dan
berfikir kongkrit dalam pembelajaraan matematika. Selain itu, pemilihan media
juga harus diperhatikan. Pada kenyataanya, sebagian guru ketika mengajar jarang
menggunakan media pembelajaran. Guru hanya menggunakan sumber belajar yang ada
seperti buku paket dan LKS, sehingga siswa kurang tertarik dalam mengikuti
pembelajaran dan mengakibatkan rendanya nilai siswa.
Berdasarkan permasalahan yang
terjadi, peneliti mengusulkan media yang dapat mempermudah serta menarik minat
siswa dalam proses pembelajaran. Media yang dirasa mempermudah materi perkalian
yaitu Media TINGWOTER(Biting Dowo Marai Pinter). Media TINGWOTER ini diharapkan
mampu mempermudah siswa dalam melakukan perkalian, sehingga dapat mempengaruhi
hasil belajar siswa kelas III SD. Media TINGWOTER merupakan media yang
digunakan untuk mengajarkan perkalian. Media ini berbentuk tongkat panjang yang
dalam bahasa jawanya di namakan biting dowo.
Dari latar belakang yang telah diuraikan, penulis
tertarik untuk mengadakan suatu penelitian yang berjudul Pengembangan media TINGWOTER pada pembelajaran
matematika materi perkalian kelas III SD.
0 comments:
Post a Comment