Tuesday, 12 December 2017

kooperatif tipe group investigation

Kelemahan dan kekurangan
Kelemahan
Kelemahan dari menggunakan model kooperatif tipe group investigation ini guru akan merasa kuwalahan dalam membimbing anak di setiap kelompoknya,ini akan memerlukan waktu yang cukup lama agar yang di harapkan guru bisa sesuai dengan apa yang di inginkan,dan sedikitnya materi yang tersampaikan dalam setiap satu kali pertemuan.Dan guru akan merasa kesulitan dalam memberikan penilaian secara personal.
Kelebihan

Kelebihan dari menggunakan model kooperatif tipe group investigation dapat di gunakan sebagai alternative dan edukatif dan dapat meningkatkan kemampuan kognitif siswa.Dalam kegiatan pembelajaran,siswa berpartisipasi secara aktif dalam menyampaikan pendapat memilih topic permasalahan,berdiskusi dalam kelompok,dan mampu sendiri mencari informasi materi yang di pelajari.Dalam implementasinya dapat mengaktifkan siswa dalam pembelajaran sehingga siswa termotivasi untuk lebih aktif

Monday, 23 October 2017

Latar belakang



PENGEMBANGAN MEDIA TINGWOTER PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA MATERI PERKALIAN KELAS III SD

A.    LATAR BELAKANG
Undang-undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional, jabatan guru sebagai pendidik merupakan jabatan professional. Untuk itu profesionalisme guru dituntut agar terus berkembang sesuai dengan perkembangan zaman, ilmu pengetahuan dan teknologi, serta kebutuhan masyarakat termasuk kebutuhan terhadap sumber daya manusia yang berkualitas. Terwujudnya pendidikan yang bermutu membutuhkan upaya terus-menerus untuk selalu meningkatkan kualitas pendidikan. Upaya peningkatan kualitas pendidikan memerlukan upaya peningkatan kualitas pembelajaran karena muara dari berbagai program pendidikan adalah terlaksananya program pembelajaran yang berkualitas. Oleh karena itu, usaha meningkatkan kualitas pendidikan tidak akan tercapai tanpa adanya peningkatan kualitas pembelajaran sarta pemanfaatan media sebagai sarana pendukung proses pembelajaran.
Permendikbud Republik Indonesia Nomor 65 Tahun 2016 tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah menyebutkan bahwa salah satu hal yang harus dipenuhi guru dalam perencanaan pembelajaran adalah media pembelajaran, berupa alat bantu proses pembelajaran untuk menyampaikan materi pelajaran. Fungsi dari media tersebut untuk mempermudah penyampaian materi serta menarik siswa dalam mengikuti pembelajaran.
Pembelajaran matematika merupakan salah satu pembelajaran yang diajarakan di sekolah dasar. Tujuan pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar (SD) sebagaimana tercantum dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan 2007 (Depdiknas, 2007:64) adalah „‟ agar dapat menggunakan  Matematika dan pola pikir Matematika dalam kehidupan sehari-hari dan dalam mempelajari ilmu pengetahuan secara logis, rational, kritis, cermat, jujur dan efektif‟‟. Sehingga apa yang telah diperoleh dari hasil belajar Matematika diharapkan mampu membantu siswa dalam mengatasi berbagai permasalahan kehidupan yang dialaminya.
Matematika merupakan pembelajaran yang dianggap sulit bagi siswa. Hal itu disebabkan karena pandangan awal terhadap mata pelajaran ini yang sudah pesimis sehingga anak kesulitan dalam memahaminya. Selain itu  matematika bersifat abstrak sehingga hal tersebut memaksa anak untuk aktif dalam menerka apa yang ada pada persoalan dalam pelajaran ini sehingga dalam pembelajarannya membutuhkan strategi dan media yang tepat. Media yang dibutuhkan siswa meruapakan media yang dapat membantu siswa dalam merangsang pikiran, perasaan kemampuan serta ketrampilannya sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar. Media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakaan unyuk menyalurkan pesaan dan merangsang terjadinya proses belajar pada si pembelajar (Aqib, 2013: 8). Media pembelajaran secara umum adalah alat bantu yang dapat digunakan untuk menyampaikan pesan dalam kegiatan pembelajaran dan berfungsi untuk menarik minat siswa dalam mengikuti proses pembelajaran. Untuk itu media pembelajaran sangat penting bagi pendidik.
Pada kenyataannya, banyak guru sekolah dasar yang menyampaikan materi pembelajaran masih menggunakan gaya yang konvensional. Mereka cenderung menyampaikan materi dengan metode ceramah tanpa menggunakan media yang menunjang proses belajar mengajar. Di Indonesia sendiri, pemanfaatan media dalam pembelajaran kurang sehingga siswa merasa bosan dan diam pada saat pembelajaran, diam disini bukan berarti paham terhadap materi melainkan mereka tidak dapat memahami materi yang telah disampaikan oleh guru. Untuk itu perlu adanya media agar siswa lebih memahami materi yang diberikan. Selain itu, siswa sekolah dasar masih dalam tahap anak-anak sehingga harus diberikan contoh yang kongkrit atau nyata.
Selama ini, pembelajaran matematika yang dilakukan di kelas III  masih berpusat ke guru bukan berpusat ke siswa. Guru lebih mendominasi pembelajaran sedangkan siswa hanya mendengarkan penjelasan dari guru dan mencatat materi yang diajarkan. Setelah itu guru memberikan soal latihan dan siswa diminta mengerjakan soal latihan tersebut. Dalam pembelajaran yang dilakukan, guru tidak memberikan kesempatan kepada siswa untuk aktif dalam pembelajaran sehingga siswa pasif dan mengakibatkan rendahnya hasil belajar perkalian.
Perkalian termasuk bagian yang penting dan merupakan salah satu materi yang sulit dipahami bagi sebagian besar siswa kelas III  sekolah dasar. Selama ini guru hanya mengandalkan buku sebagai bahan mengajar, padahal disekitar siswa banyak benda yang dapat digunakan sebagai media untuk mengajarkan perkalian pada siswa.
Pembelajaran yang mendominasi guru sebagai pusat pembelajaran harus diubah, karena siswa bukan merupakan kain putih yang hanya dicoret-coret. Siswa harus aktif dan berfikir kongkrit dalam pembelajaraan matematika. Selain itu, pemilihan media juga harus diperhatikan. Pada kenyataanya, sebagian guru ketika mengajar jarang menggunakan media pembelajaran. Guru hanya menggunakan sumber belajar yang ada seperti buku paket dan LKS, sehingga siswa kurang tertarik dalam mengikuti pembelajaran dan mengakibatkan rendanya nilai siswa.
Berdasarkan permasalahan yang terjadi, peneliti mengusulkan media yang dapat mempermudah serta menarik minat siswa dalam proses pembelajaran. Media yang dirasa mempermudah materi perkalian yaitu Media TINGWOTER(Biting Dowo Marai Pinter). Media TINGWOTER ini diharapkan mampu mempermudah siswa dalam melakukan perkalian, sehingga dapat mempengaruhi hasil belajar siswa kelas III SD. Media TINGWOTER merupakan media yang digunakan untuk mengajarkan perkalian. Media ini berbentuk tongkat panjang yang dalam bahasa jawanya di namakan biting dowo.
Dari latar belakang yang telah diuraikan, penulis tertarik untuk mengadakan suatu penelitian yang berjudul Pengembangan media TINGWOTER pada pembelajaran matematika materi perkalian kelas III SD.

Friday, 16 June 2017

Kesan dan Pesan Magang


Kesan dan pesan magang 2
Pengalaman yang pernah aku dapatkan di magang 2 ini salah satunya adalah semua siswa di sd pleburan 3 ini ditidak bolehkan membawa sepeda semua.ini menurut saya adalah keunikan yang di miliki oleh sd ini.Dan kebiasaan ini mengajarkan tentang bagaimana hubungan antara kedekatan orang tua demean siwanya karena setiap berangkat maupun pulang sekolah selalu di jembut oleh orang tuanya.Meskipun Sebagian besar berangkat dan pulang sendiri.Kenapa semua siswa tidak di bolehkan membawa sepeda,karena factor lingkungan lah yang tidak memungkinkan untuk semua siswa membawa sepeda.Untuk masalah kenakalan siswa kebanyakan siswa di sd pleburan 3 Semarang hanya siswa kelas 1,2,3 saja yang memiliki kencenderungan memiliki sedikit kenakalan yang lumayan banyak.Satu sama lain sama-sama tidak bisa menghargai.
Kesan
Kesan yang membuat kami selalu mengingat adalah bagaimana guru di sana sangat ramah dan sangat sopan terhadap para mahasiswa yang magang di sd pleburan 3 ini.Keharmonisan di antara guru satu dengan  yang lain yang membuat satu rasa seperti keluargalah.Di sini kami dapat mengambil hikmahnya karena kekerabatan dan kebersamaanlah yang membuat semua guru di sd pleburan menjadi ramah.
Pesan
Pesan yang mungkin dapat aku berikan adalah untuk masalah kendala gedung yang masih kurang karena kebanyakan siswa.Mungkin untuk tahun ajaran selanjutnya sd pleburan 3 membatasi siswa yang akan masuk ke sd pleburan 3 agar tidak terjadi penumpukan siswa dan tidak perlu membagi jam pagi dan jam siang untuk siswanya.
Resa Mardiantanto

 

Copyright @ 2015